Venezuela Buat Latihan Darurat Usai Takut Invasi AS. Pada 27 September 2025, Venezuela memasuki fase ketegangan tinggi setelah Presiden Nicolás Maduro mengumumkan latihan darurat nasional yang dijadwalkan hari ini. Latihan ini, yang mencakup simulasi bencana alam dan konflik bersenjata, datang di tengah ketakutan invasi dari Amerika Serikat, dipicu oleh penempatan delapan kapal perang AS dan kapal selam bertenaga nuklir di Karibia selatan. Serangan AS baru-baru ini terhadap tiga kapal diduga pengangkut narkoba telah menewaskan lebih dari selusin orang, yang oleh pakar PBB disebut sebagai eksekusi di luar hukum. Maduro, yang dituduh Washington sebagai pemimpin kartel, mempertimbangkan dekrit darurat untuk melewati parlemen dan memperkuat pertahanan. Ribuan warga sipil telah bergabung milisi, sementara latihan sebelumnya di Pulau La Orchila melibatkan 2.500 tentara dan jet tempur Rusia. Langkah ini bukan hanya respons defensif, tapi juga sinyal tegas bahwa Caracas tak akan diam melihat “suara mengancam dan vulgar” dari Washington. BERITA VOLI
Apa Itu Invasi AS: Venezuela Buat Latihan Darurat Usai Takut Invasi AS
Invasi AS merujuk pada intervensi militer langsung oleh Amerika Serikat ke wilayah negara lain, sering kali dengan alasan keamanan nasional, pemberantasan narkoba, atau perubahan rezim. Sejarahnya panjang, mulai dari invasi Panama 1989 untuk menangkap Manuel Noriega hingga Irak 2003 atas dugaan senjata pemusnah massal. Di Amerika Latin, AS pernah campur tangan di Grenada 1983 dan mendukung kudeta di Chile 1973, meski tak selalu invasi penuh. Saat ini, di Venezuela, “invasi” tak berarti pendaratan pasukan massal seperti di Afghanistan, tapi lebih ke operasi terbatas: serangan drone atau rudal terhadap target narkoba, didukung kapal perang di perairan teritorial. Presiden Donald Trump telah membagikan video serangan kapal di Truth Social, mengklaim itu bagian dari perang melawan kartel Venezuela. Pakar militer AS kini menyusun opsi serangan di darat Venezuela, menurut laporan NBC, yang bisa dimulai dalam minggu-minggu mendatang. Bagi Caracas, ini bentuk agresi hybrid yang menguji batas kedaulatan, mirip tekanan sanksi ekonomi sejak 2017 yang lumpuhkan ekonomi Venezuela.
Mengapa Venezuela Takut Invasi AS
Venezuela punya alasan kuat untuk was-was: hubungan buruk dengan AS sejak era Hugo Chávez, yang dituduh Washington sebagai diktator sosialis. Maduro, penerusnya, menghadapi sanksi senilai miliaran dolar yang picu hiperinflasi dan migrasi massal 7 juta orang. Serangan kapal AS pada 15 dan 16 September, yang tewaskan 14 warga Venezuela, dilihat Caracas sebagai eskalasi langsung—bukan sekadar anti-narkoba, tapi upaya melemahkan rezim. Penempatan kapal induk dan kapal selam di Karibia selatan, dekat Pulau La Orchila, ingatkan Caracas pada ancaman historis seperti Operasi Pershing di Kolombia 2020. Trump sebut Maduro “pemimpin kartel,” sementara Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino López tuduh AS ciptakan “suara mengancam” untuk justifikasi invasi. Ribuan gempa bumi baru-baru ini tambah paranoia, karena Maduro hubungkan dengan “konspirasi geofisika” AS. Di tengah krisis ekonomi, militer Venezuela bergantung jet Sukhoi Su-30 Rusia, tapi kekurangan dana buat perawatan. Takut ini juga domestik: latihan sipil cegah kudeta internal didukung AS, seperti upaya 2019. Singkatnya, Caracas lihat ini sebagai kelanjutan “imperialisme Yankee” yang ancam kedaulatan.
Bagaimana Cara Kerja Latihan Darurat Ini
Latihan darurat Venezuela, yang dimulai pukul 09.00 pagi hari ini, dirancang sebagai simulasi komprehensif untuk uji kesiapan nasional terhadap bencana alam atau konflik bersenjata. Maduro panggil ini “tes kesiapan rakyat,” melibatkan lebih dari 1 juta orang termasuk militer, milisi sipil, dan warga biasa. Di Caracas, pasukan bersenjata gelar pelatihan senjata dengan AK-103 di barak dan lingkungan, seperti yang viral di video: warga pegang senjata sambil instruktur ajar teknik dasar. Di perbatasan darat dan laut, ribuan tentara dikerahkan dengan kendaraan lapis baja, kapal anti-udara, dan flotila perahu nelayan milisi. Latihan Sovereign Caribbean 200 di La Orchila, yang lanjutkan momentum, libatkan 12 kapal, 22 pesawat, dan jet Su-30 bersenjata misil anti-kapal untuk manuver udara-laut-darat. Fokusnya: pertahanan hibrida, termasuk perang elektronik untuk ganggu drone AS. Milisi sipil, yang ribuan gabung respons panggilan Maduro, latih evakuasi, penanganan korban, dan perlawanan gerilya. Jika dekrit darurat diaktifkan—berdasarkan konstitusi untuk konflik eksternal—ini beri pemerintah kuasa bypass parlemen, tangguhkan hak sipil, dan kerahkan militer penuh selama 90 hari. Latihan ini tak hanya militer, tapi juga diplomasi: Caracas janji pakai segala cara hindari konflik, sambil tunjukkan kekuatan untuk deterrence.
Kesimpulan: Venezuela Buat Latihan Darurat Usai Takut Invasi AS
Latihan darurat Venezuela hari ini adalah cermin ketegangan Karibia yang mendidih, di mana ketakutan invasi AS dorong Caracas perkuat pertahanan sambil cari jalan diplomasi. Dengan ribuan milisi sipil dan jet Rusia di garis depan, Maduro tunjukkan tekad bela kedaulatan, meski ekonomi rapuh. Namun, eskalasi ini risiko konflik lebih luas, terutama jika serangan AS masuk darat. Ke depan, dialog melalui PBB atau mediator seperti Kolombia bisa redakan panas, tapi Trump tampak tegas. Bagi Venezuela, ini pengingat pahit: perdamaian lahir dari kekuatan, bukan kelemahan. Di akhir, harapan tetap pada resolusi damai yang hormati batas semua pihak.