Trump dan Maduro Akan Buat Pertemuan di AS. Di tengah ketegangan diplomatik yang memanas, Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Venezuela Nicolás Maduro baru saja lakukan pembicaraan telepon yang mengejutkan. Pada akhir pekan lalu, keduanya diskusikan kemungkinan pertemuan tatap muka di AS—langkah yang bisa jadi terobosan sejarah, meski belum ada jadwal pasti. Kabar ini bocor dari sumber dekat kedua pihak, di mana Trump ikut serta bersama Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Pembicaraan itu datang pasca-AS label Maduro sebagai pemimpin organisasi teroris asing terkait kartel narkoba, sambil ancam aksi militer. Trump, yang baru kembali ke Gedung Putih, tetap pakai taktik campur: tekanan keras di satu sisi, dialog di sisi lain. Bagi Venezuela, ini peluang defuse krisis yang sudah lama menggerogoti hubungan bilateral, tapi skeptis bilang ini cuma trik Trump untuk ukur reaksi Maduro. INFO CASINO
Latar Belakang Ketegangan AS-Venezuela: Trump dan Maduro Akan Buat Pertemuan di AS
Hubungan AS dan Venezuela sudah tegang sejak Maduro naik tahta 2013, yang dianggap AS sebagai pemimpin tidak sah. Trump, di masa jabatan pertama, sanksi ekonomi berat dan akui Juan Guaidó sebagai presiden sementara 2019. Kini, di periode kedua, Trump tingkatkan tekanan: AS serang lebih dari 20 kapal diduga penyelundup narkoba Venezuela di Karibia dan Pasifik, bunuh 80 orang, dan bangun armada militer besar di wilayah itu. Tujuan resmi: cegah narkoba, tapi tujuan tak resmi: gulingkan Maduro. Maduro balas dengan tuduh AS rencanakan invasi, dan pasang pasukan siaga tinggi. Pembicaraan telepon itu, yang libatkan Rubio, jadi jeda tak terduga—Maduro tawarkan saham besar di ladang minyak Venezuela untuk perusahaan AS, tapi AS tolak karena Maduro tak mau mundur.
Isi Pembicaraan Telepon yang Bocor: Trump dan Maduro Akan Buat Pertemuan di AS
Panggilan itu berlangsung akhir pekan lalu, durasi sekitar 20 menit, di mana Trump dan Maduro langsung bicara soal pertemuan potensial di AS. Sumber bilang, Trump tekankan tuntutan: Maduro harus akui pemilu Venezuela 2024 sebagai curang dan serahkan kekuasaan ke oposisi. Maduro, di sisi lain, tawarkan kerjasama anti-narkoba dan akses minyak murah untuk redakan sanksi. Rubio, yang dikenal keras terhadap Maduro, ikut fasilitasi tapi tak ubah nada tegas AS. Tak ada kesepakatan konkret—pertemuan masih di tahap perencanaan, tanpa tanggal. Ini mirip taktik Trump di masa lalu: telepon langsung pemimpin seperti Kim Jong-un untuk buka pintu, meski ancam militer tetap nyata. Bagi Maduro, ini cara bertahan—ia tolak tuduhan kartel dan bilang tawaran minyaknya tulus.
Implikasi Potensial Pertemuan di AS
Jika jadi, pertemuan ini bakal pertama kalinya presiden AS bertemu Maduro—simbolik besar di tengah sanksi yang lumpuhkan ekonomi Venezuela. Bagi Trump, ini peluang tunjukkan diplomasi kuat: tekan militer di Karibia sambil tawarkan dialog, mungkin picu Maduro mundur tanpa perang. AS sudah label “Cartel de los Soles”—jaringan militer Maduro—sebagai teroris asing, beri opsi baru seperti sanksi tambahan atau serangan. Bagi Venezuela, ini bisa redakan tekanan ekonomi—inflasi 1.000 persen dan migrasi 7 juta orang sejak 2015. Tapi risiko tinggi: oposisi Venezuela bilang ini legitimasi bagi Maduro, sementara sekutu AS seperti Kolombia khawatir eskalasi regional. Analis bilang, Trump pakai ini untuk penuhi janji kampanye: hentikan narkoba dari selatan tanpa biaya perang.
Kesimpulan
Pembicaraan Trump-Maduro soal pertemuan di AS jadi plot twist di krisis Venezuela yang sudah panjang—campur ancaman militer dan tawaran dialog, khas gaya Trump. Dari telepon akhir pekan hingga tawaran minyak Maduro, ini peluang defuse tapi juga jebakan politik. Bagi AS, suksesnya bisa gulingkan rezim tanpa tembak menembak; bagi Venezuela, ini napas sementara dari sanksi. Tak ada jadwal pasti, tapi jika jadi, ini bisa ubah dinamika Amerika Latin. Di era Trump 2.0, diplomasi tak lagi hitam-putih—dan pertemuan ini bukti: kadang, panggilan telepon lebih kuat dari kapal perang.