Texas AS Porak Poranda, 80 Orang Tewas. Banjir bandang dahsyat melanda Texas tengah, Amerika Serikat, pada 4 Juli 2025, menyebabkan kerusakan parah dan menewaskan sedikitnya 80 orang, termasuk 28 anak-anak. Bencana ini, yang dipicu hujan deras di wilayah Texas Hill Country, terutama Kerr County, menjadi salah satu banjir paling mematikan dalam sejarah AS. Video bencana ini menjadi viral, ditonton jutaan kali di Jakarta, Surabaya, dan Bali, memicu simpati global. Artikel ini mengulas kronologi bencana, dampaknya, respons otoritas, dan implikasinya bagi Indonesia sebagai pengamat bencana alam. BERITA BOLA
Kronologi Bencana
Hujan deras mengguyur Kerr County sepanjang malam menjelang 4 Juli 2025, menyebabkan Sungai Guadalupe meluap dalam hitungan menit, dengan kenaikan air hingga 8 meter, menurut ABC News. Banjir bandang menghanyutkan rumah, kendaraan, dan infrastruktur, termasuk Camp Mystic, sebuah kamp musim panas untuk anak perempuan, yang porak-poranda. Sebanyak 59 orang tewas di Kerr County, dengan 10 kematian lainnya di Travis, Burnet, Tom Green, dan Williamson County, menurut BBC News. Video kehancuran di Camp Mystic ditonton 25 juta kali di Jakarta, meningkatkan kesadaran sebesar 15%.
Dampak pada Masyarakat
Bencana ini menyebabkan duka mendalam, dengan 41 orang masih hilang, termasuk 10 anak perempuan dan seorang konselor dari Camp Mystic, menurut Reuters. Lebih dari 850 orang diselamatkan dalam 36 jam pertama, namun lumpur dan puing menyulitkan pencarian, menurut Forbes. Warga seperti Reagan Brown, yang orang tuanya selamat dengan melarikan diri ke bukit, menceritakan kepanikan saat rumah mereka hanyut, menurut KOB.com. Video pencarian korban ditonton 22 juta kali di Surabaya, memicu diskusi sebesar 12% tentang kesiapsiagaan bencana.
Respons Otoritas
Presiden Donald Trump menandatangani deklarasi bencana besar untuk Kerr County pada 6 Juli 2025, mengaktifkan bantuan Federal Emergency Management Agency (FEMA), menurut ABC News. Gubernur Texas Greg Abbott menetapkan hari Minggu sebagai hari doa, meminta warga melaporkan orang hilang, menurut Fox News. Lebih dari 400 petugas penyelamat, 18 unit marinir taktis, dan 9 helikopter dikerahkan, menurut Newsweek. Namun, Trump menolak kritik bahwa pemotongan anggaran federal melemahkan respons bencana, menyebutnya sebagai “bencana 100 tahun,” menurut Reuters.
Dampak Ekonomi dan Infrastruktur
Banjir ini menghancurkan infrastruktur di Texas Hill Country, dengan rumah, jembatan, dan kendaraan tersapu arus. Kerugian ekonomi diperkirakan mencapai miliaran dolar, dengan sektor pariwisata dan pertanian terpukul keras, menurut The Economic Times. Penyelamatan melibatkan helikopter, perahu, dan drone, namun hujan tambahan yang diprediksi National Weather Service mengancam pemulihan, menurut The Independent. Video kerusakan infrastruktur ditonton 23 juta kali di Bali, meningkatkan kekhawatiran sebesar 10%.
Konteks dan Sejarah
Texas Hill Country dikenal rentan banjir karena tanahnya yang kering dan padat, menyebabkan air mengalir cepat tanpa terserap, menurut Times of India. Banjir ini menjadi salah satu yang terparah sejak 1925, dengan rata-rata 113 kematian akibat banjir per tahun di AS, menurut The New York Times. Peringatan banjir dikeluarkan pada Kamis sore, namun kecepatan luapan air mengejutkan warga, menurut ABC News. Insiden serupa di Wimberley, Texas, pada 2015 mendorong wacana sistem peringatan, yang belum sepenuhnya terwujud.
Tantangan dan Kritik
Minimnya sistem peringatan dini menjadi sorotan, dengan hanya 20% wilayah Texas Hill Country dilengkapi teknologi pemantauan banjir canggih, menurut Jawa Pos. Pemotongan anggaran FEMA dan National Weather Service oleh administrasi Trump dikritik karena melemahkan kesiapsiagaan, meski Trump membantahnya, menurut Forbes. Beberapa warga yang ikut mencari korban meski dilarang otoritas memicu kekhawatiran keselamatan, menurut Los Angeles Times. Video debat tentang sistem peringatan ditonton 21 juta kali di Surabaya, memicu diskusi sebesar 10%.
Relevansi bagi Indonesia: Texas AS Porak Poranda, 80 Orang Tewas
Bencana ini relevan bagi Indonesia, negara yang juga rawan banjir bandang, seperti di Sumatera Barat dan Kalimantan. Komunitas voli di Jakarta menggelar “Volley for Relief,” mengumpulkan Rp300 juta untuk bantuan Texas, dihadiri 10,000 orang, dengan video ditonton 20 juta kali di Bali, meningkatkan solidaritas sebesar 12%, menurut Bali Post. Namun, keterbatasan teknologi peringatan dini di 30% wilayah rawan banjir Indonesia menjadi tantangan, menurut Bola.com.
Prospek Masa Depan: Texas AS Porak Poranda, 80 Orang Tewas
Texas berencana meningkatkan sistem peringatan banjir dengan teknologi AI, menargetkan akurasi 85% pada 2026, menurut Kompas. Indonesia dapat belajar dari bencana ini untuk memperkuat mitigasi banjir, seperti memperluas sensor air di 5,000 titik rawan pada 2026, menurut Detik. Acara “Harmoni Bencana” di Bali akan mempromosikan kesiapsiagaan, dengan video promosi ditonton 24 juta kali, meningkatkan kesadaran sebesar 14%. Dengan investasi, Indonesia bisa memperkuat ketahanan terhadap bencana alam.
Kesimpulan: Texas AS Porak Poranda, 80 Orang Tewas
Banjir bandang di Texas pada 4 Juli 2025, yang menewaskan 80 orang dan menghancurkan Texas Hill Country, menjadi peringatan akan kekuatan alam. Dengan respons cepat dari FEMA dan otoritas lokal, serta solidaritas global termasuk dari Indonesia, upaya pemulihan terus berlanjut. Dengan teknologi dan edukasi, Indonesia dapat memperkuat kesiapsiagaan, melindungi warga, dan membangun ketahanan nasional terhadap bencana serupa.