Rusia Menuduh Ukraina Menembak Rudal Jarak Jauh

rusia-menuduh-ukraina-menembak-rudal-jarak-jauh

Rusia Menuduh Ukraina Menembak Rudal Jarak Jauh. Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina menembakkan empat rudal balistik jarak jauh buatan Amerika Serikat ke wilayah Voronezh pada 19 November 2025. Menurut Moscow, serangan ini menargetkan fasilitas sipil, tapi semua rudal berhasil dicegat atau jatuh tanpa korban jiwa. Ini jadi tuduhan terbaru setelah Ukraina mulai gunakan senjata jarak jauh Barat untuk pukul target di dalam Rusia, memanfaatkan izin baru dari Washington. Escalation ini langsung picu ancaman balasan dari Kremlin, termasuk revisi doktrin nuklir yang lebih longgar. BERITA BOLA

Detail Tuduhan Rusia: Rusia Menuduh Ukraina Menembak Rudal Jarak Jauh

Rusia klaim Ukraina luncurkan rudal dari wilayah Kharkiv, dengan empat proyektil terdeteksi menuju Voronezh di Rusia selatan. Sistem pertahanan udara seperti S-400 dan Pantsir langsung aktif, jatuhkan sebagian besar dan rusak yang lain hingga puing jatuh di hutan tanpa sebabkan kerusakan signifikan. Kementerian Pertahanan Rusia sebut ini “upaya teroris” yang sengaja incar objek sipil, meski lokasi pastinya tak dirinci. Mereka juga unggah foto puing rudal sebagai bukti, sambil balas serang launcher Ukraina pakai rudal Iskander dan klaim hancurkan dua unit peluncur plus bunuh belasan personel.

Latar Belakang Penggunaan Rudal Jarak Jauh: Rusia Menuduh Ukraina Menembak Rudal Jarak Jauh

Serangan ini datang setelah Ukraina resmi akui gunakan rudal tersebut untuk pukul target militer di Rusia sejak 18 November. Izin dari AS memungkinkan jangkauan hingga ratusan kilometer, ubah dinamika pertahanan Rusia yang selama ini aman di belakang garis depan. Zelenskyy bilang ini bagian dari hak bela diri, apalagi Rusia terus bombardir infrastruktur energi Ukraina. Tapi Moscow anggap ini “garis merah” baru, karena melibatkan senjata NATO langsung lawan wilayah Rusia, bukan hanya Crimea atau Donbas.

Reaksi dan Ancaman Escalation

Kremlin langsung keras. Juru bicara Peskov sebut ini provokasi Barat yang ingin perpanjang perang, sementara Menteri Luar Negeri Lavrov tuduh spesialis Amerika ikut operasikan rudal. Pada hari yang sama, Putin tandatangani revisi doktrin nuklir: serangan konvensional dari negara non-nuklir yang didukung negara nuklir bisa dianggap serangan bersama, buka pintu respons nuklir. Ini sinyal jelas ke Washington bahwa setiap rudal jarak jauh lagi bisa picu konsekuensi lebih berat, meski analis bilang ini lebih retorika untuk intimidasi.

Kesimpulan

Tuduhan Rusia bahwa Ukraina tembak rudal jarak jauh ke Voronezh jadi babak baru escalation yang berbahaya. Dengan Ukraina makin berani pukul dalam wilayah Rusia berkat dukungan Barat, Moscow balas dengan ancaman nuklir yang lebih eksplisit. Situasi ini bikin negosiasi damai semakin sulit, apalagi di tengah musim dingin yang rawan serangan energi. Yang pasti, penggunaan senjata jarak jauh ini ubah peta perang – Rusia tak lagi punya sanctuary aman, tapi risiko kesalahan kalkulasi yang bawa ke konflik lebih luas juga makin tinggi. Dunia hanya bisa pantau dengan tegang.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *