Mikrofon PM Kanada Mati Usai Pidato Dukung Palestina. New York, 23 September 2025 – Insiden mikrofon mati tiba-tiba saat Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyampaikan dukungan kuat untuk pengakuan negara Palestina di Sidang Umum PBB ke-80 menjadi sorotan dunia. Kejadian ini terjadi di tengah konferensi tinggi soal solusi dua negara yang diadakan oleh Prancis dan Arab Saudi, di mana Carney baru saja katakan “Kanada mengakui negara Palestina” sebelum suara hilang, disusul tepuk tangan delegasi. Insiden serupa juga dialami Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto saat bicara isu serupa, memicu spekulasi sabotase atau kegagalan teknis. PBB segera investigasi, tapi Carney lanjut pidatonya lewat speaker cadangan, tegas tekankan Kanada siap akui Palestina di sesi PBB September 2025 kecuali Israel ubah arah. Di tengah hiruk-pikuk pemimpin dunia, insiden ini tambah dramatisasi debat Palestina-Israel, dengan Kanada jadi salah satu negara Barat pertama yang majukan pengakuan—memicu reaksi campur dari sekutu dan lawan. BERITA BASKET
Siapa Itu PM Kanada: Mikrofon PM Kanada Mati Usai Pidato Dukung Palestina
Mark Carney adalah Perdana Menteri Kanada sejak November 2024, mantan Gubernur Bank of England (2013-2020) dan Bank Kanada (2008-2013) yang lahir di Fort Smith, Northwest Territories, pada 1965. Sebelum politik, Carney karir brilian di Goldman Sachs dan jadi arsitek kebijakan keuangan global pasca-krisis 2008, termasuk ketua Financial Stability Board. Ia pindah ke politik 2023 sebagai pemimpin Partai Liberal, gantikan Justin Trudeau, dan menang pemilu minoritas dengan janji ekonomi hijau dan dukung Ukraina. Di bawah Carney, Kanada tambah bantuan Ukraina $2 miliar dan tegas kritik Rusia, tapi di Timur Tengah, ia dorong solusi dua negara—seperti pidato PBB kemarin yang tuntut Israel hentikan pemukiman dan dukung Palestina via UNRWA $340 juta sejak 2023.
Carney, dikenal tegas tapi diplomatis, sebut pengakuan Palestina “hak, bukan hadiah” di konferensi, selaras dengan pernyataan Juli 2025 bahwa Kanada akui Palestina di PBB kecuali Hamas bebaskan sandera dan Israel hentikan kekerasan. Insiden mikrofon tak hentikan momentumnya; ia lanjut via speaker, sebut Kanada tak akui Hamas tapi dukung Palestina merdeka. Di usia 60, Carney jadi simbol Kanada progresif, dengan approval rating 55 persen pasca-pidato.
Kenapa Mikrofon PM Kanada Tersebut Bisa Mati
Mikrofon Carney mati sekitar 30 detik setelah ia katakan “Kanada mengakui negara Palestina” di konferensi tinggi PBB pada 22 September, diikuti tepuk tangan delegasi dari 145 negara yang sudah akui Palestina. PBB segera konfirmasi ini “kegagalan teknis”, sama seperti insiden Erdogan (mikrofon mati saat kritik “genosida Gaza”) dan Prabowo (putus saat tuntut hentikan pemukiman). Tim teknis PBB bilang masalah dari overload sistem audio di ruang konferensi, yang tangani 1.000 delegasi sekaligus—mirip glitch di sidang 2024 soal Ukraina.
Tapi, spekulasi sabotase ramai: media Turki sebut insiden Erdogan “pelecehan” oleh AS-Israel, dan Carney sendiri tweet: “Teknik atau tekanan? Kami lanjut bicara.” Investigasi PBB internal mulai 23 September, periksa kabel dan software audio dari kontraktor Siemens. Ini bukan pertama: di UNGA 2023, mikrofon Rusia mati saat kritik NATO. Penyebab teknis paling mungkin overload jaringan saat pidato paralel, tapi timing-nya bikin curiga—terutama pasca-Kanada tolak visa pemimpin Palestina tapi dukung pengakuan.
Apakah Ini Artinya Dalam Sidang Tersebut Tidak Boleh Ada Pro-Palestina
Tidak, insiden mikrofon tak berarti sidang PBB larang dukungan Palestina—malah sebaliknya, konferensi itu khusus dorong solusi dua negara, dengan 145 negara akui Palestina dan Guterres sebut pengakuan “hak, bukan hadiah”. Lebih dari 10 negara, termasuk Inggris (Keir Starmer), Kanada, Australia, dan Portugal, umumkan pengakuan baru di sidang—tanpa gangguan. Pidato Abbas virtual tetap tayang, dan resolusi PBB Juli 2025 dukung dua negara lewat voting 143-8.
Spekulasi sabotase muncul karena timing, tapi PBB tegas: “Kegagalan teknis, bukan sensor.” Ini bagian tren: AS tolak visa Abbas, tapi sidang tetap pro-Palestina, dengan forum sampingan tarik 200 delegasi. Insiden ini malah amplifikasi suara Carney—pidatonya viral 5 juta views, dorong dukungan Kanada. Sidang bukti PBB netral, meski tekanan geopolitik ada.
Kesimpulan: Mikrofon PM Kanada Mati Usai Pidato Dukung Palestina
Insiden mikrofon mati Mark Carney saat dukung Palestina di UNGA jadi momen dramatis yang soroti ketegangan global, tapi tak hentikan momentum pengakuan negara Palestina. Dari kegagalan teknis hingga spekulasi sabotase, ini ingatkan kompleksitas sidang PBB—ruang dialog di mana suara pro-Palestina tetap kuat. Carney, dengan pidato tegasnya, tunjukkan Kanada siap maju, dan insiden malah amplifikasi pesan damai. Di akhir, sidang lanjut, tapi harap teknologi tak lagi jadi penghalang—karena perdamaian butuh suara jelas, bukan putus-putus.