Komentar Penasihat Khamenei Buat Lebanon Marah

komentar-penasihat-khamenei-buat-lebanon-marah

Komentar Penasihat Khamenei Buat Lebanon Marah. Ketegangan diplomatik Timur Tengah memanas lagi pada 26 November 2025, saat komentar penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, memicu kemarahan Beirut. Dalam wawancara yang diterbitkan di media Iran, Velayati sebut keberadaan Hizbullah—kelompok militan yang didukung Teheran—”lebih esensial daripada roti dan air bagi Lebanon”. Pernyataan itu, yang juga peringatkan konsekuensi perlucutan senjata Hizbullah, langsung ditanggapi keras oleh pejabat Lebanon. Menteri Luar Negeri Abdallah Bou Habib sebut itu “campur tangan kasar dan tak bisa diterima” dalam urusan dalam negeri Lebanon. Di tengah rencana pemerintah Lebanon untuk batasi senjata hanya milik tentara nasional akhir tahun ini—langkah yang didukung AS dan ditolak Hizbullah—komentar Velayati jadi bensin baru di api konflik regional. Ini bukan pertama kali Iran dikecam atas pengaruhnya di Lebanon, tapi kali ini, nada Beirut lebih tegas, soroti kedaulatan di saat gencatan senjata Israel-Hizbullah masih rapuh. INFO TOGEL

Pernyataan Velayati: Hizbullah Lebih Penting dari Kebutuhan Dasar: Komentar Penasihat Khamenei Buat Lebanon Marah

Ali Akbar Velayati, penasihat internasional Khamenei sejak 1981, lontarkan komentar itu dalam wawancara dengan Tasnim News Agency. “Keberadaan Hizbullah lebih esensial daripada roti dan air untuk Lebanon,” katanya, sambil kritik rencana perlucutan senjata sebagai “pelanggaran berulang gencatan senjata dan serangan Israel yang tunjukkan konsekuensinya”. Velayati sebut ini “bukan pertama kali” isu disarmament muncul di Lebanon, sindir tekanan AS dan Israel. Pernyataan ini muncul saat Lebanon maju dengan rencana batasi senjata nasional, yang Hizbullah tolak sebagai “motivasi politik”. Velayati, dokter dan mantan menteri luar negeri Iran, sering wakili Khamenei di urusan Timur Tengah, tapi komentar ini beda: bukan diplomasi halus, tapi peringatan terbuka. Ia tambah Iran “selalu dukung rakyat dan perlawanan Lebanon,” soroti peran Hizbullah sebagai “perisai” lawan Israel—narasi yang Tehran pegang sejak 1982.

Respons Beirut: Campur Tangan yang Tak Diterima: Komentar Penasihat Khamenei Buat Lebanon Marah

Kemarahan Lebanon meledak cepat. Menteri Luar Negeri Abdallah Bou Habib, dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, sebut komentar Velayati “campur tangan flagrant dan tak bisa diterima” dalam urusan internal Lebanon. “Masa depan Lebanon, kebijakan, dan sistem politiknya ditentukan hanya oleh rakyat Lebanon melalui institusi konstitusional demokratis, bebas dari campur tangan, diktat, tekanan, atau overreach,” tegasnya. Pernyataan itu langsung kirim ke mitra Iran Abbas Araghchi, ingatkan janji Teheran tak campur urusan Lebanon. Politisi Kristen Samir Geagea, pemimpin Lebanese Forces, lebih pedas di X: “Tuan Khamenei dan penasihatnya, kalau peduli rakyat Iran dan penderitaan mereka, itu lebih baik buat kita semua. Lebanon negara independen dengan konstitusi sendiri, dipimpin otoritas Lebanon yang dipilih rakyat, dan kalian tak punya hak campur urusan kami.” Geagea sindir Iran abaikan masalah domestiknya sendiri, seperti protes ekonomi.

Konteks Rencana Disarmament: Tekanan AS dan Israel

Komentar Velayati jatuh tepat saat Lebanon dorong rencana disarmament Hizbullah, didukung AS untuk pastikan penarikan pasukan Israel dari selatan Lebanon. Kabinet Lebanon komitmen batasi senjata milik tentara nasional akhir tahun, tapi Hizbullah tolak sebagai “tekanan Israel-AS”. Ini bagian resolusi PBB 1701 yang gagal sejak 2006, di mana Hizbullah kuasai wilayah selatan. Iran, sebagai pendukung utama Hizbullah sejak 1982, lihat disarmament sebagai ancaman pengaruh regional. Velayati sebut “serangan Israel tunjukkan konsekuensi,” alusi gencatan senjata rapuh pasca-perang Gaza. Beirut khawatir komentar ini picu eskalasi, terutama saat Lebanon hadapi krisis ekonomi—inflasi 200 persen dan 80 persen penduduk miskin. Respons keras ini selaras sikap Presiden Najib Mikati yang tolak campur tangan asing, dorong dialog internal.

Kesimpulan

Komentar Ali Akbar Velayati yang sebut Hizbullah “lebih esensial daripada roti dan air” buat Lebanon marah, soroti retak hubungan Iran-Beirut di saat disarmament jadi isu panas. Respons tegas Bou Habib dan Geagea tekankan kedaulatan Lebanon, tolak campur tangan Teheran yang sering lindungi Hizbullah. Di tengah tekanan AS-Israel dan krisis ekonomi, komentar ini bukan sekadar kata-kata—ia bisa picu ketegangan lebih dalam, hambat gencatan senjata. Bagi Lebanon, ini pengingat: masa depan ditentukan rakyatnya sendiri. Iran mungkin lihat Hizbullah sebagai perisai, tapi Beirut tolak jadi pion. Harapannya, dialog bilateral pulih cepat, karena Timur Tengah tak butuh api baru—ia butuh jalan damai yang hormati kedaulatan semua pihak.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *