Jakarta Light Festival Bukan Pesta Biasa

jakarta-light-festival-bukan-pesta-biasa

Jakarta Light Festival Bukan Pesta Biasa. Jakarta Light Festival (JLF) 2025 kembali hadir sebagai lebih dari sekadar pesta cahaya biasa di akhir tahun. Digelar oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, festival ini menggabungkan hiburan visual spektakuler dengan pesan sosial, ekonomi kreatif, dan kepedulian lingkungan. Edisi Natal berlangsung di Bundaran HI dari 23 hingga 27 Desember 2025, sementara edisi Tahun Baru dipindah ke Kawasan Kota Tua. Acara gratis ini menarik ribuan pengunjung setiap malam, membuktikan bahwa perayaan akhir tahun bisa bermakna lebih dalam. BERITA OLAHRAGA

Lebih dari Hiburan Visual: Jakarta Light Festival Bukan Pesta Biasa

JLF bukan hanya instalasi lampu dan video mapping yang memukau. Di Bundaran HI, nuansa Natal hangat tercipta melalui ribuan ornamen LED, terowongan cahaya, dan proyeksi pada gedung sekitar. Pengunjung bisa berfoto di spot interaktif sambil menikmati suasana malam kota yang biasanya macet berubah jadi cantik dan ramah keluarga.

Di Kota Tua, narasi visual bertajuk “Penjaga Cahaya Jakarta” mengajak refleksi tentang sejarah dan masa depan ibu kota yang berkelanjutan. Festival ini tanpa kembang api besar, fokus pada pengalaman multisensori yang inklusif bagi semua kalangan. Disparekraf menekankan bahwa JLF memperkaya ruang publik malam hari, sekaligus mempromosikan toleransi dan kebersamaan di tengah keragaman Jakarta.

Dimensi Sosial dan Ekonomi Kreatif: Jakarta Light Festival Bukan Pesta Biasa

JLF membawa kepedulian sosial melalui program donasi untuk korban bencana di Sumatera, bekerja sama dengan badan zakat setempat. Pengunjung diajak menyumbang sukarela, menjadikan kemeriahan festival sebagai wadah solidaritas nasional. Inisiatif ini menunjukkan bahwa perayaan akhir tahun bisa punya dampak nyata bagi yang membutuhkan.

Dari sisi ekonomi, festival menggerakkan pelaku kreatif lokal melalui desain instalasi oleh seniman Jakarta. UMKM sekitar lokasi mendapat lonjakan penjualan kuliner dan suvenir, sementara okupansi hotel meningkat berkat daya tarik wisata malam. Disparekraf melihat JLF sebagai strategi penguatan pariwisata urban, menarik wisatawan domestik dan mancanegara tanpa mengandalkan pesta konvensional.

Aspek Ramah Lingkungan dan Pengamanan

Tahun ini, JLF lebih peduli lingkungan dengan teknologi cahaya hemat energi dan pengelolaan sampah ketat. Tidak ada kembang api berarti polusi suara serta udara berkurang, membuat acara lebih aman bagi anak-anak dan hewan peliharaan.

Pengamanan dikoordinasikan lintas instansi, dengan personel tambahan untuk mengatur kerumunan dan mencegah gangguan. Pengunjung diimbau datang dengan transportasi umum seperti MRT atau busway untuk menghindari kemacetan. Pendekatan ini memastikan festival berjalan nyaman dan tertib hingga pukul 22.00 setiap malam.

Kesimpulan

Jakarta Light Festival 2025 membuktikan bahwa pesta akhir tahun bisa jauh lebih bermakna daripada sekadar hiburan biasa. Dengan kombinasi visual memukau, donasi sosial, dorongan ekonomi kreatif, serta komitmen lingkungan, acara ini memperkuat citra Jakarta sebagai kota toleran dan berkelanjutan. Ribuan pengunjung yang memadati Bundaran HI dan Kota Tua menunjukkan antusiasme tinggi terhadap konsep ini. Disparekraf berhasil menciptakan tradisi baru yang inklusif, diharapkan terus berkembang menjadi agenda tahunan unggulan ibu kota. Akhir tahun di Jakarta semakin berkesan, penuh cahaya harapan dan kebersamaan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *