Eks Ibu Negara Korsel Sudah Disidang Usai Korupsi. Skandal korupsi di Korea Selatan mencapai puncak dramatis pada 24 September 2025, ketika mantan Ibu Negara Kim Keon-hee menghadiri sidang pertamanya di Pengadilan Distrik Pusat Seoul. Wanita berusia 53 tahun ini, yang kini berstatus tahanan dengan nomor narapidana 4398, didakwa atas tuduhan suap, manipulasi saham, dan pelanggaran dana politik. Penampilan pertamanya di pengadilan—mengenakan setelan hitam sederhana dan masker yang menutupi sebagian wajah—menjadi sorotan media nasional, menandai sejarah pertama seorang pasangan mantan presiden yang diadili di negeri ginseng itu. Suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, juga sedang menjalani sidang terkait upaya pemberlakuan hukum darurat yang gagal pada Desember lalu. Kasus ini bukan hanya soal uang, tapi juga simbol kehancuran dinasti politik Yoon, yang sempat janji membersihkan korupsi tapi justru terjeratnya sendiri. Dengan Kim menolak sidang juri dan menyatakan diri “tidak bekerja”, proses hukum ini berpotensi mengguncang politik Korea Selatan lebih dalam, terutama di tengah pemulihan ekonomi pasca-pandemi. BERITA BASKET
Siapakah Eks Ibu Negara Korsel: Eks Ibu Negara Korsel Sudah Disidang Usai Korupsi
Kim Keon-hee lahir pada 1972 di kota kecil di provinsi Gyeongsang Utara, berasal dari keluarga pengusaha yang cukup mapan. Sebelum masuk ke lingkaran kekuasaan, ia membangun karir di bidang seni, lulus dari Universitas Nasional Seoul dengan gelar sarjana seni rupa dan master dari Universitas Ewha Womans. Kim sempat bekerja sebagai kurator seni di museum swasta dan dosen tamu, dikenal karena kecintaannya pada budaya pop dan filantropi. Ia bertemu Yoon Suk Yeol saat ia masih jaksa agung, dan pernikahan mereka pada 2012 jadi awal perjalanan politik pasangan ini. Saat Yoon terpilih sebagai presiden pada 2022, Kim menjadi Ibu Negara pertama yang berlatar belakang seniman, sering muncul di acara budaya dan promosi pariwisata Korea. Namun, citranya cepat ternoda oleh kontroversi: tuduhan plagiarisme tesis doktoralnya pada 2023, penerimaan hadiah mewah seperti tas Chanel dari pendeta gereja, dan dugaan campur tangan dalam nominasi partai. Penangkapannya pada 12 Agustus 2025 menjadikannya satu-satunya Ibu Negara yang ditahan di sejarah Korea Selatan, setelah Yoon dipecat dari jabatan akibat kudeta gagal. Saat ini, Kim ditahan di fasilitas khusus sejak Agustus, menolak semua tuduhan sambil menjaga sikap tenang di depan publik.
Berapa Total Dana Yang Dia Korupsikan
Total dana yang diduga dikorupsi oleh Kim Keon-hee mencapai lebih dari 1 miliar won Korea, setara sekitar 720.000 dolar AS, menurut tim jaksa khusus Min Joong-ki. Dana ini berasal dari berbagai skema, mulai dari manipulasi saham hingga suap politik. Tuduhan utama melibatkan pelanggaran Undang-Undang Pasar Modal, di mana Kim diduga memanipulasi saham perusahaan kosmetik Deutsch Motors pada 2010-an, menghasilkan keuntungan ilegal ratusan juta won melalui perdagangan informasi orang dalam. Selain itu, ada kasus penerimaan suap senilai 270 juta won dari hasil jajak pendapat gratis yang diberikan oleh seorang “broker kekuasaan” jelang pemilu presiden 2022. Sebagai imbalan, Kim dan Yoon disebut memastikan nominasi anggota parlemen Kim Young-sun untuk pemilu sela. Tuduhan lain mencakup suap mediasi, di mana Kim menerima tas Chanel dan kalung berlian dari pendeta gereja sebagai bayaran atas bantuan politik. Jaksa menyatakan dana ini bukan hanya keuntungan pribadi, tapi juga memengaruhi proses pemilu dan pasar saham nasional. Kim membantah keras, klaim jaksa sebagai “fiksi politik”, tapi bukti seperti rekaman dan dokumen keuangan makin menguat sejak penyelidikan dimulai pada Juni 2025.
Apa Hukuman yang Akan Diberikan Terhadap Eks Ibu Negara Korsel Tersebut
Hukuman potensial bagi Kim Keon-hee bisa mencapai penjara seumur hidup atau minimal 10 tahun, tergantung putusan akhir pengadilan, karena tuduhannya termasuk pelanggaran berat seperti suap dan manipulasi pasar. Menurut Undang-Undang Pasar Modal Korea, manipulasi saham bisa dihukum hingga 20 tahun penjara dan denda 5 miliar won. Sementara itu, pelanggaran Undang-Undang Dana Politik dan suap mediasi berpotensi tambahan 10 tahun, plus denda dua kali lipat nilai suap. Sidang pertama pada 24 September berlangsung empat jam, fokus pada identitas dan penolakan juri, tapi proses selanjutnya akan ungkap saksi kunci seperti broker kekuasaan dan eksekutif perusahaan. Jaksa khusus menekankan “kekhawatiran penghancuran bukti” sebagai alasan penahanan, dan pengadilan kemungkinan pertahankan status itu hingga vonis. Presiden baru Lee Jae Myung, yang menyetujui undang-undang investigasi pada Juni, beri sinyal dukungan penuh untuk proses adil tapi tegas. Analis hukum bilang, jika terbukti bersalah, Kim bisa dapat 15-20 tahun, mirip kasus korupsi mantan Presiden Park Geun-hye. Namun, banding ke Mahkamah Agung bisa perpanjang proses hingga 2026, sambil Yoon hadapi sidang paralelnya.
Kesimpulan: Eks Ibu Negara Korsel Sudah Disidang Usai Korupsi
Sidang Kim Keon-hee jadi babak kelam baru dalam sejarah politik Korea Selatan, di mana mantan Ibu Negara kini jadi simbol korupsi yang dulu ia janjikan untuk lawan. Dengan dana 1 miliar won yang dikorupsi dan potensi hukuman puluhan tahun penjara, kasus ini tak hanya hancurkan reputasi keluarga Yoon, tapi juga dorong reformasi anti-korupsi lebih dalam. Masyarakat Korea, yang sudah muak dengan skandal elit, kini harap proses ini jadi preseden kuat untuk akuntabilitas pemimpin. Saat sidang lanjut, fokus bergeser ke pemulihan demokrasi pasca-kudeta, dengan harapan Lee Jae Myung bisa stabilkan negara tanpa bayang masa lalu. Pada akhirnya, keadilan bagi Kim bukan cuma soal hukuman, tapi pelajaran bahwa kekuasaan tak kebal hukum—bahkan untuk yang pernah tinggal di Istana Biru.