Diplomat Senior China Tiba-tiba Diganti

diplomat-senior-china-tiba-tiba-diganti

Diplomat Senior China Tiba-tiba Diganti. Pada 1 Oktober 2025, dunia diplomasi digemparkan oleh penggantian mendadak kepala Departemen Internasional Partai Komunis China (PKC), di mana Liu Jianchao, diplomat senior yang sempat dianggap calon menteri luar negeri, digantikan oleh Liu Haixing tanpa penjelasan resmi. Pengumuman singkat dari media negara seperti Xinhua datang setelah Liu Jianchao menghilang dari publik sejak Juli lalu, memicu spekulasi soal penahanan disiplin atau pembersihan internal di bawah Xi Jinping. Departemen Internasional, lengan diplomatik PKC yang tangani hubungan dengan partai-partai asing, adalah posisi strategis di tengah ketegangan global seperti perang dagang AS-China dan isu Taiwan. Penggantian ini, yang mirip kasus Qin Gang tahun 2023, soroti dinamika kekuasaan opaque di Beijing. Di saat China dorong “wolf warrior diplomacy” pasca-pandemi, langkah ini tanya-tanya: apakah ini sinyal pergeseran strategi luar negeri, atau sekadar pembersihan rutin? Artikel ini mengupas kronologi, latar belakang, dan implikasinya, biar Anda paham kenapa penggantian diam-diam ini jadi berita besar. BERITA BASKET

Latar Belakang Liu Jianchao dan Kariernya: Diplomat Senior China Tiba-tiba Diganti

Liu Jianchao, 62 tahun, naik jadi kepala Departemen Internasional pada Juni 2022, setelah karir panjang di kementerian luar negeri. Lahir di Shanghai, ia lulusan Universitas Luar Negeri Beijing dan mulai karir sebagai penerjemah bahasa Inggris di kedutaan China di AS pada 1980-an. Karier cemerlangnya bawa ia ke posisi wakil menteri luar negeri (2013-2015), di mana ia tangani isu Afrika dan Amerika Latin, lalu juru bicara kementerian (2009-2013) yang dikenal tegas soal Laut China Selatan. Sebagai kepala departemen, Liu Jianchao jadi wajah diplomasi PKC pasca-pandemi: ia kunjungi lebih dari 50 negara dalam dua tahun, termasuk Eropa dan Afrika, untuk bangun aliansi partai-partai komunis dan pro-Beijing.

Liu sering disebut “jembatan” antara diplomasi negara dan partai, dengan kunjungan ke Davos 2023 dan forum Afrika-China yang perkuat pengaruh Belt and Road Initiative (BRI). Namanya sempat beredar sebagai calon pengganti Wang Yi sebagai menteri luar negeri, terutama setelah Qin Gang hilang misterius pada 2023. Namun, sejak Juli 2025, Liu Jianchao lenyap dari radar: tak ada pidato, konferensi, atau posting Weibo. Media negara tetap sebut ia “aktif”, tapi absennya dari acara PKC penting seperti konferensi partai asing di September picu rumor. Ini bukan kasus pertama; sejak Xi naik 2012, lebih dari 20 pejabat senior hilang sementara, termasuk mantan menteri luar negeri Qin Gang yang diganti setelah dua bulan jabat.

Penggantian Mendadak dan Spekulasi Penahanan

Pengumuman penggantian datang tiba-tiba pada 1 Oktober via Xinhua: Liu Haixing, 62 tahun, mantan duta besar untuk Austria dan wakil direktur umum protokol luar negeri, ditunjuk kepala baru. Liu Haixing, tak berhubungan keluarga dengan Jianchao, punya pengalaman panjang di Eropa – dari kedutaan Jerman hingga Uni Eropa – yang pas untuk tugas departemen soal hubungan partai Eropa. Media negara sebut ini “penyesuaian rutin”, tapi timingnya curiga: tepat setelah Kongres PKC ke-20 yang tutup September, di mana Xi perkuat kendali. Tak ada ucapan selamat atau transisi, beda dengan penggantian biasa.

Spekulasi langsung meledak: Liu Jianchao diduga ditahan untuk “investigasi disiplin” oleh Komisi Disiplin Sentral PKC, mirip kasus Li Shangfu (mantan menteri pertahanan) yang dipecat 2023 atas korupsi. Rumor sebut Liu terlibat skandal keuangan terkait BRI di Afrika, atau salah langkah diplomatik saat kunjungan ke AS Juni 2025 di tengah tarif Trump. Pakar seperti Jude Blanchette dari CSIS bilang ini cerminkan “pembersihan berkelanjutan” Xi untuk pastikan loyalitas, terutama di kalangan diplomat yang sering kontak asing. Absennya Liu dari publik sejak Juli – termasuk acara ulang tahun PKC – tambah dugaan: di China, hilangnya pejabat senior sering tandakan masalah internal. Kementerian Luar Negeri tolak komentar, sebut “urusan internal partai”.

Implikasi untuk Diplomasi China dan Respons Internasional

Penggantian ini bisa ubah dinamika luar negeri China. Departemen Internasional tangani 500+ partai asing, kunci untuk pengaruh “soft power” di negara berkembang. Liu Jianchao dikenal agresif, dorong aliansi anti-Barat; Liu Haixing, dengan latar Eropa, mungkin lebih fokus dialog, pas untuk negosiasi UE soal tarif listrik dan chip. Ini sinyal Beijing siap adaptasi di tengah tekanan Trump 2.0, yang ancam tarif 60% pada impor China. Di Asia, ini picu kekhawatiran: mitra BRI seperti Pakistan tanya stabilitas, sementara Taiwan lihat ini kelemahan internal.

Internasional, respons hati-hati. AS, via Blinken, sebut “pantau perkembangan”, tapi tak komentar resmi. Media Barat seperti AP dan Guardian soroti pola “hilangnya pejabat”, bandingkan dengan Qin Gang yang dilarang keluar negeri. Di China, sensor ketat: pencarian “Liu Jianchao” diblokir di Weibo. Analis bilang ini perkuat narasi Xi soal “pembersihan korupsi”, tapi risikonya: diplomat lain mungkin ragu ambil risiko, hambat diplomasi agresif. Jika Liu Jianchao muncul lagi sebagai “pensiun”, itu tandakan investigasi selesai; kalau tak, konfirmasi purge.

Kesimpulan: Diplomat Senior China Tiba-tiba Diganti

Penggantian mendadak Liu Jianchao dengan Liu Haixing pada 1 Oktober 2025 adalah chapter lain dalam teater politik China, di mana transparansi langka dan kekuasaan absolut. Dari karir cemerlang Jianchao ke absen misteriusnya, ini soroti ketidakpastian di balik fasad stabil Beijing. Bagi Xi Jinping, ini langkah untuk jaga kendali, tapi juga risiko hambat diplomasi di saat krusial. Dunia pantau: apakah ini awal purge lebih besar, atau sekadar rotasi? Yang jelas, di China, penggantian diplomat senior tak pernah biasa – selalu ada cerita di balik tirai. Semoga kejelasan datang, biar diplomasi global tak jadi korban politik internal.

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *