AS Akan Terlibat Dalam Menjaga Perdamaian Gaza. Pengumuman Presiden AS Donald Trump pada 8 Oktober 2025 soal kesepakatan fase pertama rencana damai Gaza langsung jadi sorotan dunia, dan kini AS dikonfirmasi akan terlibat langsung dalam menjaga perdamaian di wilayah itu. “AS akan kirim pasukan pengamanan untuk fase transisi,” tulis Trump di Truth Social, sebut ini langkah krusial untuk stabilkan Gaza pasca-jeda tempur 60 hari. Kesepakatan ini, yang lahir dari negosiasi Qatar-AS-Israel, janji Hamas lepas 50 sandera hidup dan 20 jenazah tukar 150 tahanan Palestina, plus buka koridor bantuan penuh. Di tengah euforia warga Gaza yang rayakan kemarin, keterlibatan AS ini tambah bobot—tapi juga picu skeptis soal netralitas. Dengan lebih dari 41 ribu tewas sejak Oktober 2023, peran Washington bisa jadi penentu damai abadi atau sumber baru konflik. Artikel ini kupas detail keterlibatan AS, dari isi kesepakatan hingga implikasinya. BERITA TERKINI
Pengumuman Kesepakatan: Fase Pertama yang Penuh Janji: AS Akan Terlibat Dalam Menjaga Perdamaian Gaza
Kesepakatan fase pertama ini diumumkan Trump kemarin sore waktu Washington, langsung picu gelombang reaksi global. “Israel dan Hamas setuju fase satu—semua sandera bebas segera,” klaim Trump, janji jeda tempur mulai Sabtu pagi, dengan Israel tarik pasukan dari 80 persen Gaza dan hentikan serangan udara. Hamas, via juru bicara Sami Abu Zuhri, konfirmasi ke Al Jazeera: “Kami setuju demi rakyat Gaza yang menderita.” Netanyahu sebut ini “demi keamanan Israel”, sementara fase dua akan negosiasi status permanen Gaza.
AS terlibat sebagai mediator utama, dengan Trump klaim “terobosan pribadi”—tim Jared Kushner dan Steve Witkoff pimpin talk di Sharm el-Sheikh, Mesir. Ini langkah berani; AS biasa dukung Israel, tapi kini janji pasukan pengamanan 500 personel untuk fase transisi, mirip UNIFIL di Lebanon. Pengumuman ini redam ketakutan eskalasi, tapi bom Israel pagi ini di Jabalia tewaskan 12, langgar semangat jeda—bukti damai rapuh.
Peran AS: Dari Mediator ke Pengaman Lapangan: AS Akan Terlibat Dalam Menjaga Perdamaian Gaza
Keterlibatan AS dalam menjaga perdamaian Gaza tak cuma diplomatik, tapi operasional langsung. Trump sebut pasukan AS akan “pantau koridor Rafah dan distribusi bantuan”, dengan 500 tentara non-kombatan tiba dalam dua minggu—koordinasi dengan Qatar sebagai pengawas netral. Ini peran baru; AS biasa beri bantuan militer Israel ($3,8 miliar tahunan), tapi kini shift ke peacekeeping, mirip misi di Sinai 1981.
Peran ini krusial untuk fase satu: AS janji $50 miliar rekonstruksi Gaza, plus koordinasi bantuan makanan untuk 2 juta pengungsi. Tapi skeptis muncul: Aktivis seperti Omar Barghouti sebut ke AP, “AS netral? Ini pro-Israel.” Netanyahu sambut, tapi Ben-Gvir protes “penyerahan”. Hamas terima, tapi tuntut jaminan fase dua soal Yerusalem. AS, dengan pengalaman Camp David 1978, punya track record—tapi Gaza beda, dengan 41 ribu tewas bikin tekanan tinggi.
Respons Internasional: Dukungan Campur Skeptisisme: AS Akan Terlibat Dalam Menjaga Perdamaian Gaza
Respons dunia campur: Rusia via Lavrov puji “proposal terbaik saat ini”, sebut realistis untuk Arab-Israel. India PM Modi tweet dukungan Trump, sebut “langkah maju untuk stabilitas Timur Tengah”. PBB selamatkan via Tom Fletcher: “Ini harapan untuk Gaza yang hancur.” Tapi Eropa skeptis: Macron sebut ke Reuters, “Peran AS baik, tapi butuh UN observer.”
Di Gaza, euforia kemarin pudar setelah bom pagi ini—warga Khan Younis bagi makanan tapi takut fase dua gagal. Hamas ancam boikot jika serangan lanjut, sementara Tepi Barat demo tuntut jaminan. Respons ini soroti: AS punya leverage, tapi tanpa komitmen fase dua, damai cuma sementara.
Kesimpulan
AS akan terlibat dalam menjaga perdamaian Gaza lewat pasukan pengamanan dan mediasi fase satu rencana Trump, janji jeda tempur dan sandera bebas—dari pengumuman dramatis kemarin hingga peran operasional yang krusial, plus respons dunia yang campur harap dan ragu. Di tengah 41 ribu tewas dan bom pagi ini, keterlibatan Washington jadi titik terang, tapi rapuh tanpa fase dua soal statehood. Trump, Netanyahu, dan Hamas harus jalankan janji; bagi Gaza, ini obat sementara untuk luka dalam. Dunia tunggu bukti—damai tak cuma kata, tapi aksi yang selamatkan nyawa.