Apakah Jerman Wajib Kembalikan Patung Nefertiti ke Mesir?

apakah-jerman-wajib-kembalikan-patung-nefertiti-ke-mesir

Apakah Jerman Wajib Kembalikan Patung Nefertiti ke Mesir? November 2025 jadi bulan panas buat dunia arkeologi. Pembukaan megah Grand Egyptian Museum di Kairo langsung picu gelombang tuntutan repatriasi artefak. Yang paling rame: patung dada Nefertiti, ratu Mesir kuno yang wajahnya jadi simbol kecantikan abadi. Sudah lebih dari seabad patung ini dipajang di Neues Museum Berlin, tapi Mesir nggak pernah nyerah minta pulang. Arkeolog legendaris Zahi Hawass gerak cepat—luncurkan petisi internasional yang minta pengunjung museum baru itu langsung tanda tangan. Jerman? Masih keras kepala, bilang nggak ada permintaan resmi dari pemerintah Mesir. Debat ini bukan cuma soal batu 3.400 tahun, tapi soal siapa pemilik sah warisan manusia. REVIEW KOMIK

Kisah Penemuan yang Penuh Tanda Tanya: Apakah Jerman Wajib Kembalikan Patung Nefertiti ke Mesir?

Semua bermula Desember 1912 di Amarna, situs kuno Mesir. Tim arkeolog Jerman pimpinan Ludwig Borchardt gali atelier pematung Thutmose, langsung temukan patung batu kapur berlapis cat ini. Nefertiti, istri Firaun Akhenaten, digambarkan sempurna—mahkota biru tinggi, leher anggun, mata satu hilang. Saat itu Mesir di bawah protektorat Inggris, tapi pembagian artefak diatur kesepakatan dengan otoritas Prancis. Borchardt diduga sengaja sembunyikan keindahan patung ini saat inspeksi—tutup plaster, bilang cuma barang biasa. Hasilnya? Patung masuk bagian Jerman, dibawa diam-diam ke Berlin tahun 1913. Ketika dipamerkan 1923, Mesir langsung protes keras. Sejak itu, tuntutan pulang nggak pernah berhenti, tapi Jerman pegang dokumen pembagian resmi sebagai tameng.

Gelombang Tuntutan Baru Pasca Museum Megah: Apakah Jerman Wajib Kembalikan Patung Nefertiti ke Mesir?

Grand Egyptian Museum yang baru buka ini seperti tamparan buat Mesir. Museum seluas 500 ribu meter persegi ini pamer ribuan artefak, tapi ruang kosong buat Nefertiti jadi sorotan. Zahi Hawass, mantan menteri antiquities, langsung action. Petisinya yang diluncurkan tahun lalu meledak—ratusan ribu tanda tangan dalam hitungan hari. “Ini dicuri lewat tipu daya,” katanya tegas. Setiap pengunjung museum baru diminta tanda tangan petisi online di situsnya. Bukan cuma Nefertiti—Hawass targetkan juga Batu Rosetta dan Zodiak Dendera. Opini publik Mesir solid: 90% rakyat mau ikon mereka pulang. Kampanye ini dapat dukungan global, dari akademisi sampai aktivis anti-kolonial. Mesir bilang, saatnya Eropa akui kesalahan masa lalu dan kembalikan apa yang jadi milik bangsa.

Argumen Jerman yang Tetap Bertahan

Di sisi lain, Berlin nggak goyah. Kementerian Luar Negeri Jerman tegas: “Kami nggak pernah terima permintaan resmi dari pemerintah Mesir.” Yayasan Warisan Budaya Prusia, pemilik patung, bilang semua legal sesuai hukum 1913. Patung ini jadi bintang Neues Museum—tarik 1,5 juta pengunjung tiap tahun sebelum pandemi. Mereka khawatirkan juga kondisi fisik: patung terlalu rapuh buat perjalanan jauh. Jerman lihat Nefertiti sebagai warisan dunia yang aman di tangan mereka, bukan milik satu negara. Beberapa ahli Eropa setuju—museum Barat punya fasilitas konservasi terbaik. Tapi kritik bilang ini alasan klasik kolonial: “Kami lebih bisa jaga harta kalian daripada kalian sendiri.”

Kesimpulan

November 2025 ini, pertanyaan “wajibkah Jerman kembalikan Nefertiti” makin menggantung. Mesir punya argumen moral kuat—patung dicuri lewat tipu muslihat di era kolonial. Jerman pegang hukum lama dan alasan praktis. Tapi dunia berubah: Benin Bronzes sudah pulang ke Nigeria, Yunani masih perjuangkan Marmer Parthenon. Grand Egyptian Museum jadi bukti Mesir siap jaga warisannya sendiri dengan standar dunia. Kalau dialog antar pemerintah akhirnya terbuka, mungkin 2026 Nefertiti akhirnya pulang ke Kairo. Karena pada akhirnya, ratu yang ubah sejarah Mesir ini pantas tidur di tanah kelahirannya, bukan di etalase asing. Waktunya dunia pilih: lanjut pegang masa lalu, atau kembalikan demi masa depan yang adil.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *