Apa Tujuan Trump Mengunjungi Inggris Kali Ini. Pada 15 September 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendarat di London untuk kunjungan resmi yang menjadi sorotan dunia. Kunjungan ini, yang merupakan bagian dari agenda luar negeri kedua kepresidenannya, menarik perhatian karena berlangsung di tengah ketegangan geopolitik global dan dinamika politik dalam negeri Inggris. Trump, yang dikenal dengan pendekatan diplomasinya yang tidak konvensional, bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk membahas sejumlah isu strategis. Artikel ini akan mengupas profil Trump, tujuan utama kunjungannya ke Inggris, potensi keberhasilan kerja sama di bidang nuklir dan teknologi, serta implikasi dari pertemuan ini. BERITA BOLA
Mengenal Presiden Donald Trump Lebih Dalam
Donald Trump, lahir pada 14 Juni 1946 di Queens, New York, adalah pengusaha dan politisi yang menjabat sebagai Presiden AS ke-47 sejak Januari 2025, setelah sebelumnya menjabat pada 2017–2021. Sebelum terjun ke politik, Trump dikenal sebagai pengembang properti dan bintang reality show The Apprentice. Kepemimpinannya ditandai dengan pendekatan “America First”, yang menekankan proteksionisme ekonomi dan negosiasi langsung dalam diplomasi. Selama masa jabatan pertamanya, ia memperkuat hubungan dengan Inggris pasca-Brexit, meski sempat menuai kontroversi karena kritiknya terhadap mantan PM Theresa May. Trump juga dikenal dengan gaya komunikasi blak-blakan, sering menggunakan media sosial untuk menyampaikan pandangannya. Pada 2025, ia kembali ke Gedung Putih dengan fokus pada keamanan nasional, energi, dan inovasi teknologi, yang menjadi latar belakang kunjungannya ke Inggris.
Apa yang Membuat Trump Mengunjungi Inggris Kali Ini
Kunjungan Trump ke Inggris kali ini memiliki dua tujuan utama: memperkuat kerja sama nuklir dan mendorong investasi teknologi bilateral. Pertama, Trump dan Starmer membahas modernisasi program nuklir bersama, khususnya terkait pembaruan kapal selam nuklir Inggris yang menggunakan teknologi AS. Ini merupakan bagian dari pakta AUKUS (Australia, UK, US), yang bertujuan memperkuat keamanan di Indo-Pasifik untuk menghadapi pengaruh Tiongkok. Kedua, Trump mendorong investasi di sektor teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan semikonduktor, dengan AS menawarkan dana sebesar $10 miliar untuk proyek bersama di Inggris. Kunjungan ini juga bertujuan mempererat hubungan dagang pasca-Brexit, dengan Trump menjanjikan perjanjian perdagangan bebas yang lebih menguntungkan Inggris dibandingkan kesepakatan UE. Selain itu, kedua pemimpin membahas isu global seperti krisis energi dan sanksi terhadap Rusia, dengan Inggris sebagai mitra kunci AS di Eropa.
Apakah Kerja Sama Nuklir dan Investasi Teknologi Ini Akan Berjalan Lancar
Meski ambisius, kerja sama nuklir dan teknologi ini menghadapi sejumlah tantangan. Dalam hal nuklir, kolaborasi AUKUS telah memicu kritik dari beberapa sekutu Eropa, seperti Prancis, yang merasa tersingkir. Selain itu, perbedaan pendekatan antara Trump, yang cenderung agresif, dan Starmer, yang lebih moderat, bisa mempersulit negosiasi teknis. Data dari Kementerian Pertahanan Inggris menunjukkan bahwa modernisasi kapal selam nuklir membutuhkan investasi $15 miliar hingga 2030, dan ketergantungan pada teknologi AS bisa memicu perdebatan di parlemen Inggris tentang kedaulatan. Di sisi teknologi, investasi AS di AI dan semikonduktor menjanjikan, tetapi Inggris harus bersaing dengan negara seperti Jerman dan Korea Selatan untuk menarik dana serupa. Namun, hubungan historis yang kuat antara AS dan Inggris, ditambah kebutuhan bersama untuk menghadapi Tiongkok, meningkatkan peluang keberhasilan. Jika negosiasi berjalan mulus, kedua negara bisa melihat pertumbuhan ekonomi hingga 2% dari sektor teknologi dalam lima tahun, menurut proyeksi OECD.
Kesimpulan: Apa Tujuan Trump Mengunjungi Inggris Kali Ini
Kunjungan Donald Trump ke Inggris pada September 2025 adalah langkah strategis untuk memperkuat aliansi AS-Inggris di tengah tantangan global. Dengan fokus pada kerja sama nuklir melalui AUKUS dan investasi di sektor teknologi, Trump berupaya memperdalam hubungan bilateral sambil menjaga pengaruh AS di Eropa. Meski menghadapi tantangan seperti perbedaan pendekatan politik dan persaingan global, potensi keberhasilan tetap besar karena kepentingan bersama yang kuat. Bagi dunia, termasuk Indonesia yang memantau dinamika geopolitik, kunjungan ini menegaskan pentingnya kolaborasi strategis di era ketegangan global. Jika kerja sama ini berhasil, AS dan Inggris bisa menjadi model aliansi yang mendorong inovasi dan keamanan, tetapi keberhasilan tergantung pada kemampuan kedua pemimpin untuk menavigasi perbedaan dan menjaga komitmen bersama.