Israel Sudah Kembali Untuk Menyerang Lebanon

israel-sudah-kembali-untuk-menyerang-lebanon

Israel Sudah Kembali Untuk Menyerang Lebanon. Militer Israel kembali melancarkan serangan udara di berbagai wilayah Lebanon selatan dan timur pada 18 Desember 2025, menargetkan apa yang diklaim sebagai situs operasional dan persenjataan kelompok bersenjata. Serangan ini mencakup area seperti al-Jabour, al-Qatrani, al-Rayhan, Buday, Hermel, serta Wadi Al-Qusayr di Deir Siryan. Langkah ini merupakan kelanjutan dari pola serangan hampir harian sejak gencatan senjata setahun lalu, yang semakin memanaskan situasi di perbatasan. Israel menyatakan operasi tersebut untuk mencegah pemulihan kemampuan militer kelompok tersebut, sementara Lebanon mengecamnya sebagai pelanggaran nyata terhadap kesepakatan damai. TIPS MASAK

Latar Belakang Gencatan Senjata yang Rapuh: Israel Sudah Kembali Untuk Menyerang Lebanon

Gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang dimediasi internasional pada akhir November 2024, seharusnya mengakhiri konflik intens yang telah menewaskan ribuan orang dan mengungsikan jutaan warga. Kesepakatan itu mengharuskan penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan serta pembatasan aktivitas bersenjata di wilayah tersebut. Namun, sejak diberlakukan, Israel tetap mempertahankan posisi di beberapa titik strategis dan melanjutkan serangan udara rutin. Hingga akhir 2025, ratusan serangan telah tercatat, termasuk yang menargetkan infrastruktur sipil seperti peralatan rekonstruksi dan fasilitas produksi. Situasi ini membuat ribuan warga Lebanon selatan sulit kembali ke rumah mereka, sementara upaya pemulihan negara yang sedang krisis semakin terhambat.

Detail Serangan Terbaru: Israel Sudah Kembali Untuk Menyerang Lebanon

Serangan pada 18 Desember menyasar beberapa lokasi di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa timur, dengan fokus pada dugaan situs persenjataan dan operasional. Militer Israel mengklaim serangan ini merespons upaya rehabilitasi kemampuan militer yang dianggap melanggar kesepakatan. Sebelumnya, pola serupa terlihat sepanjang Desember, dengan puluhan serangan yang menghantam fasilitas pelatihan, gudang senjata, dan posisi lainnya. Dampaknya termasuk kerusakan rumah warga, infrastruktur, serta korban jiwa sipil yang terus bertambah sejak gencatan senjata. PBB telah mencatat ratusan kematian sipil akibat serangan pasca-damai, termasuk anak-anak, dan memperingatkan potensi kejahatan perang.

Respons Lebanon dan Kekhawatiran Regional

Pemerintah Lebanon mengecam serangan ini sebagai eskalasi yang mengancam stabilitas nasional, sementara kelompok bersenjata menyatakan komitmen pada gencatan senjata tapi siap membela diri jika diperlukan. Warga Lebanon semakin khawatir akan kembalinya konflik skala besar, yang bisa menghancurkan pemulihan ekonomi dan sosial yang baru dimulai. Secara regional, situasi ini menambah ketegangan di Timur Tengah, dengan seruan internasional untuk penegakan penuh gencatan senjata. Pembicaraan antara perwakilan sipil Lebanon dan Israel baru-baru ini belum membuahkan hasil signifikan, karena serangan terus berlanjut.

Kesimpulan

Serangan Israel yang berulang di Lebanon, termasuk yang terbaru pada 18 Desember 2025, menunjukkan betapa rapuhnya gencatan senjata yang ada. Meski bertujuan mencegah ancaman, langkah ini justru memperburuk situasi kemanusiaan dan berisiko memicu eskalasi lebih luas. Lebanon membutuhkan penegakan kesepakatan yang adil, termasuk penarikan penuh dan penghentian serangan, agar warga bisa kembali hidup normal. Ke depan, dialog yang lebih intensif dan tekanan internasional menjadi kunci untuk mencegah kembalinya perang terbuka, demi perdamaian jangka panjang di wilayah perbatasan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *