Brimob Polda Riau Temukan Jasad Wanita di Agam. Tim Brimob Polda Riau kembali beri kabar pilu dari medan bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Pada Selasa pagi (9 Desember 2025), personel Satuan Brimob yang tergabung dalam BKO Aman Nusa II menemukan dan evakuasi jasad seorang wanita di Kampung Padang Gadih, Kecamatan Palembayan. Korban, yang identitasnya masih dalam proses verifikasi, jadi tambahan korban jiwa dari banjir bandang dahsyat yang melanda wilayah itu sejak akhir November. Bencana ini sudah tewaskan puluhan orang dan tinggalkan ratusan warga hilang, dengan tim gabungan Polda Sumatera Barat dan BKO Riau sisir puing-puing lumpur tebal setiap hari. Dansat Brimob Polda Riau, Kombes Pol I Ketut Gede Adi Wibawa, sebut penemuan ini hasil penyisiran intensif di area rawan, meski medan licin dan material bangunan rusak bikin operasi penuh tantangan. Tragedi ini ingatkan betapa cepatnya banjir bandang ubah kampung jadi lautan lumpur. INFO SLOT
Kronologi Penemuan Jasad: Brimob Polda Riau Temukan Jasad Wanita di Agam
Penemuan jasad wanita itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, saat tim Brimob lakukan patroli rutin di Kampung Padang Gadih. Korban ditemukan tertimbun tumpukan lumpur setebal dua meter di pinggir sungai yang jebol akibat aliran deras. “Kami langsung identifikasi lokasi berdasarkan laporan warga, lalu gunakan alat gali manual untuk evakuasi,” kata Ketut Adi Wibawa dalam keterangan resminya. Proses angkat jenazah berlangsung hati-hati, karena tanah basah licin dan puing rumah warga berserakan. Setelah dievakuasi, jasad langsung dibawa ke RSUD Lubuk Basung untuk visum dan identifikasi lebih lanjut. Ini lanjutan dari operasi sejak 1 Desember, di mana Brimob Riau terjunkan 290 personel untuk bantu SAR—165 di antaranya khusus cari korban hilang. Sebelumnya, pada 6 Desember, tim temukan jasad Samsimar (63 tahun) di Kampung Tanjung, dan pada 8 Desember, satu korban lain di lokasi serupa.
Respons Tim Brimob dan Identifikasi Korban: Brimob Polda Riau Temukan Jasad Wanita di Agam
Tim Brimob Polda Riau gerak cepat sejak banjir bandang 28 November, yang sebabkan longsor dan banjir kilat di Kecamatan Palembayan. Dansat Ketut tekankan komitmen: “Kami tak kenal lelah, meski medan ekstrem. Setiap hari sisir sungai, puing bangunan, dan gundukan lumpur.” Jenazah korban dievakuasi ke musala atau RS terdekat untuk proses DVI (Disaster Victim Identification), pakai data ante mortem seperti pakaian, perhiasan, atau tanda medis. Untuk korban Selasa ini, identifikasi awal tunjukkan kemungkinan warga lokal berusia 40-an, tapi konfirmasi DNA butuh 48 jam. Keluarga yang lapor hilang langsung dihubungi, dan tim DVI Polda Riau bantu verifikasi. Operasi ini tak cuma evakuasi, tapi juga bantu bersihkan rumah warga—seperti keluarkan motor dari puing, yang dilakukan sejak 7 Desember.
Dampak Banjir Bandang di Agam
Banjir bandang di Agam tinggalkan jejak luka dalam: 200 warga hilang, ratusan rumah rusak, dan infrastruktur sungai hancur. Kampung Padang Gadih dan Tanjung jadi zona terparah, di mana aliran deras seret warga saat evakuasi mandiri. Penemuan jasad ini tambah angka korban jiwa jadi 45 orang secara kumulatif, dengan 150 luka-luka dirawat. Pemerintah Kabupaten Agam dan BNPB koordinasi bantuan logistik, sementara Brimob bantu amankan area rawan longsor. Warga sekitar cerita, “Air naik tiba-tiba, lumpur setinggi dada—banyak yang tak sempat lari.” Operasi SAR gabungan Polda Sumbar dan Riau lanjut hingga dinyatakan selesai, dengan fokus titik rawan seperti aliran sungai rusak. Ini pelajaran pahit: hujan deras akhir tahun sering picu bencana di Sumatera Barat, butuh mitigasi lebih baik seperti tanggul sungai dan peringatan dini.
Kesimpulan
Penemuan jasad wanita di Kampung Padang Gadih oleh Brimob Polda Riau jadi babak duka baru dari banjir bandang Agam, di mana penyisiran intensif ungkap korban tersembunyi di lumpur tebal. Dari evakuasi hati-hati hingga identifikasi DNA, upaya tim gabungan tunjukkan dedikasi kemanusiaan di medan ekstrem. Dengan 200 warga masih hilang, operasi SAR lanjut—bukti semangat tak pudar meski medan sulit. Bencana ini panggil perubahan: bangun infrastruktur tahan bencana dan edukasi warga. Bagi keluarga korban, doa dan dukungan jadi pegangan; Agam bangkitlah lebih kuat, dengan Brimob di garis depan. Tragedi ini bukan akhir, tapi pengingat betapa berharganya nyawa di tengah alam yang tak terduga.