Kondisi Perang Pakistan dan Afghanistan di Perbatasan

kondisi-perang-pakistan-dan-afghanistan-di-perbatasan

Kondisi Perang Pakistan dan Afghanistan di Perbatasan. Pada 19 Oktober 2025, Pakistan dan Afghanistan mencapai kesepakatan gencatan senjata sementara di Doha, Qatar, setelah hampir dua minggu bentrokan sengit di perbatasan Durand Line yang menewaskan puluhan nyawa dari kedua belah pihak. Kesepakatan ini, yang dimediasi oleh Qatar dan Turki, menandai jeda pertama sejak serangan udara Pakistan ke wilayah Khost dan Paktika pada 9 Oktober, menargetkan basis Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP). Konflik ini, yang meletus di tengah tuduhan saling lempar mengenai dukungan terhadap militan, menjadi yang paling mematikan sejak Taliban mengambil alih Kabul pada 2021. Meski gencatan senjata ini beri harapan damai, ketegangan tetap tinggi, dengan Pakistan menyalahkan Taliban atas serangan TTP yang menewaskan 7 tentara Pakistan, sementara Kabul tuduh Islamabad lakukan agresi dengan 10 korban sipil dari serangan udara. Di perbatasan panjang 2.640 kilometer yang penuh pegunungan, konflik ini bukan cuma militer—ia campuran politik, etnis, dan ekonomi yang mengancam stabilitas kawasan Asia Selatan. REVIEW FILM

Latar Belakang Konflik: Tuduhan Saling Lempar dan Serangan Awal: Kondisi Perang Pakistan dan Afghanistan di Perbatasan

Konflik perbatasan ini bermula dari tuduhan saling lempar yang sudah lama membara, di mana Pakistan tuduh Taliban Afghanistan lindungi TTP, kelompok militan yang bertanggung jawab atas 1.500 serangan di Pakistan sejak 2021. Taliban, di sisi lain, klaim Pakistan gunakan alasan TTP untuk ekspansi militer ke wilayah Pashtun di Afghanistan. Pemicu langsung: pada 9 Oktober, Pakistan lakukan serangan udara di Kabul, Khost, Jalalabad, dan Paktika, menargetkan kamp TTP, tewaskan 10 orang menurut Kabul, termasuk warga sipil. Serangan ini balasan atas serangan bunuh diri TTP di Bajaur yang tewaskan 7 tentara Pakistan pada 17 Oktober.

Bentrokan lintas perbatasan meletus sejak itu, dengan artileri Pakistan tewaskan 20 Taliban di Kunar, sementara Taliban balas dengan roket ke Balochistan, tewaskan 15 warga sipil Pakistan. Total korban jiwa capai 150 dari kedua belah pihak, termasuk 50 sipil, menurut laporan PBB. Perbatasan Durand, garis 1893 yang tak pernah diakui Afghanistan, jadi hotspot: 70 persen serangan TTP lintas batas, dan Pakistan bangun pagar 2.400 kilometer untuk cegah infiltrasi, tapi Taliban sebut itu “penjajahan”. Latar ini campur etnis Pashtun yang terbagi, dengan 15 juta di Pakistan dan 14 juta di Afghanistan, bikin konflik tak hanya militer tapi juga identitas. Di tengah ini, kedua negara saling tuduh—Islamabad bilang Kabul lindungi TTP, Kabul bilang Pakistan dukung ISIS-Khorasan. Konflik ini bukan baru, tapi eskalasi 2025 jadi yang terburuk sejak 2021, tekan mediator seperti China untuk campur tangan.

Perkembangan Terkini: Kesepakatan Gencatan Senjata di Doha: Kondisi Perang Pakistan dan Afghanistan di Perbatasan

Perkembangan terbaru adalah kesepakatan gencatan senjata yang dicapai di Doha pada 19 Oktober pagi waktu setempat, setelah tiga hari pembicaraan intensif dimediasi Qatar dan Turki. Keduabelah pihak setuju hentikan semua operasi militer di perbatasan untuk 30 hari, sambil buka saluran komunikasi untuk tukar tahanan dan bantuan kemanusiaan. Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif sebut ini “langkah menuju perdamaian abadi”, sementara juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid bilang “kami komitmen damai tapi lindungi kedaulatan”. Kesepakatan ini termasuk penarikan 5.000 tentara Pakistan dari pos dekat Khost dan hentikan infiltrasi TTP, meski detail verifikasi masih dibahas.

Mediasi Qatar dan Turki sukses karena hubungan baik keduanya dengan Taliban—Qatar selenggara kampus Doha, Turki beri bantuan militer. Pembicaraan ini lanjutkan dari Oktober awal, di mana kedua negara setuju truce 48 jam yang rusak setelah serangan bunuh diri TTP. Di Doha, delegasi Taliban bertemu jenderal Pakistan Faiz Hameed, diskusi soal deportasi 1,7 juta warga Afghanistan ilegal dari Pakistan. Perkembangan ini beri harapan, tapi tantangan tetap: TTP tolak kesepakatan, ancam serangan baru, dan Rusia tawarkan mediasi untuk perpanjang truce. Kesepakatan ini bukan akhir, tapi jeda yang beri ruang diplomasi, di tengah korban jiwa 150 dan 50.000 pengungsi baru di kedua perbatasan.

Dampak dan Tantangan ke Depan: Stabilitas Kawasan vs Ancaman Militan

Dampak konflik ini luas, hantam ekonomi dan stabilitas kawasan: Pakistan laporkan kerugian 500 juta dolar dari perdagangan perbatasan tutup, sementara Afghanistan hadapi inflasi 20 persen karena blokade bantuan. Pengungsi Pashtun naik 100 ribu, tekan kamp UNHCR di Peshawar, dan China waspadai spillover ke Xinjiang. Kesepakatan Doha beri harapan stabilitas, dengan pembicaraan lanjut 25 Oktober untuk deportasi TTP dan bantuan 100 truk makanan harian ke Afghanistan.

Tantangan ke depan: TTP, dengan 6.000 militan, tolak truce dan ancam serangan di Bajaur, sementara Taliban tuduh Pakistan lindungi ISIS-K. Analis Brookings Institute sebut “ceasefire ini sementara—tanpa dialog etnis Pashtun, konflik ulang dalam enam bulan”. AS tekan keduabelah untuk patuhi, tapi sanksi lambat. Di kawasan, kesepakatan ini beri sinyal positif untuk CPEC China-Pakistan, tapi ancaman militan tetap. Tantangan ini ingatkan: perbatasan Durand bukan cuma garis, tapi bom waktu yang butuh diplomasi berkelanjutan untuk damai abadi.

Kesimpulan

Konflik perbatasan Pakistan-Afghanistan pada 19 Oktober 2025, yang meletus sejak 9 Oktober dengan serangan udara dan bentrokan yang tewaskan 150 nyawa, akhirnya capai gencatan senjata di Doha yang dimediasi Qatar dan Turki, beri jeda 30 hari untuk diplomasi lebih lanjut. Dari tuduhan saling lempar soal TTP hingga perkembangan kesepakatan yang beri harapan stabilitas, konflik ini hantam ekonomi dan pengungsi, tapi juga bawa peluang reformasi etnis. Di kawasan Asia Selatan yang rapuh, truce ini langkah maju, tapi tantangan militan dan deportasi tetap ancam perdamaian—Pakistan dan Afghanistan punya kesempatan emas untuk dialog, atau ulangi siklus kekerasan. Ke depan, mediasi internasional seperti China dan AS bisa perkuat truce, tapi yang pasti, perbatasan ini butuh solusi permanen untuk masa depan damai.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *