Bom yang Belum Meledak Masih Banyak di Gaza

bom-yang-belum-meledak-masih-banyak-di-gaza

Bom yang Belum Meledak Masih Banyak di Gaza. Dua minggu setelah gencatan senjata permanen diumumkan pada 7 Oktober 2025, Gaza masih jadi medan ranjau tak kasat mata. Laporan terbaru dari PBB pada Selasa kemarin ungkapkan bahwa sekitar 500 ribu bom dan amunisi yang belum meledak (UXO) berserakan di seluruh wilayah, ancam nyawa jutaan warga yang baru mulai bangkit. Insiden tragis di Beit Hanoun kemarin, di mana seorang anak berusia 8 tahun tewas saat main di puing rumahnya, jadi pengingat pahit bahwa perang sudah usai, tapi bahayanya belum. Para ahli demining sebut ini “krisis kemanusiaan kedua”, di mana UXO dari ribuan serangan udara Israel jadi warisan mematikan. Di tengah banjir bantuan makanan dan obat, tantangan ini hambat rekonstruksi—warga tak berani gali puing untuk bangun ulang, sementara anak-anak yang 50 persennya trauma perang jadi korban paling rentan. Ini bukan cerita lama; ini realita Gaza hari ini, di mana setiap langkah bisa jadi yang terakhir. BERITA TERKINI

Skala Masalah UXO yang Mengkhawatirkan: Bom yang Belum Meledak Masih Banyak di Gaza

Bom yang belum meledak di Gaza bukan fenomena baru, tapi skalanya kini terungkap lebih jelas pasca-gencatan. Menurut estimasi Mines Advisory Group (MAG), 10-15 persen dari 100 ribu proyektil yang diluncurkan selama dua tahun konflik gagal meledak, tinggalkan 500 ribu UXO tersebar di 360 kilometer persegi wilayah Gaza. Ini termasuk bom klaster, mortir, dan roket yang gagal detonasi, sering kali karena desain atau kerusakan saat jatuh. Di utara Gaza seperti Jabalia dan Beit Lahia, densitasnya paling tinggi—rata-rata satu UXO per 100 meter persegi di zona pemukiman. Laporan PBB kemarin sebut survei awal temukan 20 ribu UXO di Khan Younis saja, dengan 70 persennya di area sipil. Ini warisan dari serangan intensif 2023-2025, di mana Israel gunakan artileri presisi tapi tak sempurna. Tantangannya: Gaza padat penduduk, dengan 2,3 juta orang di ruang sempit, buat UXO ini jadi ancaman konstan. Tim demining yang baru masuk pasca-gencatan sudah netralisir 500 UXO dalam seminggu, tapi butuh tahun untuk bersih total—dan setiap hari, risiko naik saat warga mulai kembali ke rumah roboh.

Dampak Tragis pada Warga Sipil dan Anak-Anak: Bom yang Belum Meledak Masih Banyak di Gaza

UXO tak pandang bulu, tapi korban utamanya anak-anak dan warga sipil yang tak berdosa. Sejak gencatan, setidaknya 15 orang tewas dan 40 luka karena ledakan tak terduga, menurut data OCHA (kantor koordinasi kemanusiaan PBB)—naik 200 persen dari minggu sebelumnya. Anak-anak, yang 45 persen populasi Gaza, paling rentan: mereka main di puing, kumpul besi untuk jual, atau gali sumur tanpa tahu bahaya. Kasus di Beit Hanoun kemarin mirip puluhan lainnya: anak laki-laki itu ambil “mainan” dari reruntuhan, yang ternyata granat tangan, dan ledakkan tangannya. Rumah sakit Al-Shifa catatkan 60 persen korban UXO adalah di bawah 15 tahun, dengan luka permanen seperti amputasi atau kehilangan penglihatan. Bagi ibu-ibu seperti Aisha di Rafah, ini mimpi buruk berulang: “Kami baru bisa bernapas, tapi anak-anakku takut sentuh tanah.” Trauma ini tambah beban mental—studi WHO sebut 80 persen anak Gaza alami PTSD, dan UXO perburuk itu dengan ketakutan konstan. Warga dewasa pun kena: petani di utara Gaza tak berani tanam, pedagang ragu buka toko, buat ekonomi mandek di 10 persen dari pra-perang.

Upaya Demining dan Tantangan Rebuild

Upaya bersihkan UXO sudah mulai, tapi jalannya berliku. Tim MAG dan Norwegian People’s Aid, dengan dukungan PBB, sebarkan 50 kelompok deminer ke Gaza selatan dulu, pakai drone untuk deteksi dan robot untuk netralisir—teknologi yang percepat proses 30 persen dibanding manual. Sejak 8 Oktober, mereka netralisir 2.000 UXO, tapi butuh 1 miliar dolar dan 18 bulan untuk bersih 50 persen wilayah. Israel janji beri peta zona bom, tapi baru serahkan 20 persen data—alasan keamanan. Hamas, yang mundur dari pemerintahan, bantu logistik tapi dituduh sembunyikan stok senjata lama. Bantuan internasional naik: AS kirim 50 juta dolar untuk alat demining, Eropa tambah tim ahli dari Jerman. Tapi tantangan utama: kerusakan infrastruktur—jalan rusak buat truk demining mandek, dan musim hujan November bisa picu banjir yang pindah UXO. Rebuild terganjal: kontraktor tak mau kerja di zona berbahaya, tunda proyek rumah 40 persen. PBB rencanakan kampanye edukasi “Lihat, Jangan Sentuh” untuk 1 juta warga, lengkap peta aman via app—langkah sederhana tapi vital untuk selamatkan nyawa sambil tunggu bersih total.

Kesimpulan

Bom yang belum meledak di Gaza jadi hantu perang yang tak mau pergi, dengan 500 ribu UXO ancam setiap langkah warga yang baru bangkit. Dari korban anak-anak yang tragis hingga upaya demining yang lambat, ini pengingat bahwa gencatan senjata tak cukup—keadilan butuh bersihkan tanah dari racun masa lalu. Dengan bantuan global yang mengalir, Gaza punya peluang: netralisir UXO bukan cuma tugas teknis, tapi komitmen moral untuk masa depan aman. Warga Gaza pantas tak lagi jatuh korban tak terlihat—dunia harus percepat langkah, agar tanah ini jadi tempat hidup, bukan kuburan bergerak.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *