Polresta Berharap Bahwa Kericuhan Ciceri Ini Tidak Akan Terulang

polresta-berharap-bahwa-kericuhan-ciceri-ini-tidak-akan-terulang

Polresta Berharap Bahwa Kericuhan Ciceri Ini Tidak Akan Terulang. Pada 4 September 2025, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Serang Kota menggelar doa bersama lintas agama sebagai respons atas kericuhan yang terjadi di Perempatan Ciceri, Serang, Banten, pada 30 Agustus 2025. Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria, menyampaikan harapannya agar insiden tersebut tidak terulang, mengingat dampaknya yang meresahkan masyarakat. Kericuhan ini, yang dipicu oleh demonstrasi massa dan berujung pada pembakaran pos polisi, menjadi sorotan karena melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dan pengemudi ojek online. Apa sebenarnya Polresta itu? Apa yang dimaksud dengan kericuhan Ciceri? Dan bagaimana tanggapan masyarakat sekitar? Berikut ulasan lengkapnya berdasarkan fakta terkini. BERITA BOLA

Apa Itu Polresta
Polresta, atau Kepolisian Resor Kota, adalah unit kepolisian di tingkat kota yang berada di bawah komando Kepolisian Daerah (Polda). Di Serang, Polresta Serang Kota dipimpin oleh Kombes Pol Yudha Satria dan bertugas menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat di wilayah Kota Serang, Banten. Polresta memiliki fungsi seperti penegakan hukum, pengamanan acara besar, dan koordinasi dengan masyarakat untuk mencegah konflik sosial. Selain itu, Polresta juga mengelola operasi lalu lintas, penanganan kriminalitas, dan penyuluhan masyarakat. Dalam konteks kericuhan Ciceri, Polresta Serang Kota berperan sebagai penanggung jawab keamanan di lokasi kejadian dan memimpin penyelidikan terhadap pelaku perusakan, dengan total 14 orang diamankan, termasuk beberapa pelajar.

Apa Yang Polresta Tersebut Maksud Dengan Kericuhan Ciceri
Kericuhan Ciceri merujuk pada insiden pada 30 Agustus 2025 di Perempatan Ciceri, Kota Serang, ketika ratusan massa, terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan pengemudi ojek online, menggelar demonstrasi yang berujung ricuh. Aksi ini dipicu oleh kemarahan atas insiden tragis di Jakarta, di mana seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas tertabrak kendaraan taktis polisi pada 21 Agustus 2025. Di Ciceri, massa merusak dan membakar pos polisi lalu lintas, menghancurkan kaca dan perabotan, serta memblokade jalan. Menurut Kapolresta Yudha Satria, aksi ini tidak hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga menimbulkan kerugian materiil dan trauma bagi warga sekitar. Dalam doa bersama bertema “Membangun Sinergi dan Silaturahmi untuk Keamanan Banten” pada 4 September 2025, Yudha menegaskan bahwa penyampaian aspirasi harus sesuai aturan hukum agar tidak memicu kekacauan seperti di Ciceri.

Bagaimana Tanggapan Masyarakat Sekitar Atas Kericuhan Ciceri Ini
Tanggapan masyarakat terhadap kericuhan Ciceri beragam, mencerminkan polarisasi pandangan. Sebagian warga, terutama pedagang dan pengguna jalan di sekitar Perempatan Ciceri, menyayangkan aksi tersebut karena menyebabkan kemacetan dan kerusakan fasilitas publik. Seorang pedagang kaki lima di kawasan itu mengaku kehilangan pendapatan karena jalan diblokade selama berjam-jam. Namun, sebagian lain, terutama kalangan mahasiswa dan komunitas ojek online, menunjukkan solidaritas terhadap tujuan demonstrasi, yaitu menuntut keadilan atas kematian Affan dan menolak kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat. Di media sosial, seperti platform X, banyak warga Serang menyuarakan dukungan terhadap penyampaian aspirasi, tetapi mengkritik tindakan anarkis seperti pembakaran. Tokoh masyarakat dan agama yang hadir dalam doa bersama Polresta juga menyerukan dialog damai, menekankan bahwa kekerasan hanya memperburuk situasi. Beberapa warga mengapresiasi langkah Polresta menggelar doa lintas agama sebagai upaya meredakan ketegangan, meskipun ada yang skeptis terhadap efektivitasnya tanpa tindakan konkret seperti mediasi dengan demonstran.

Kesimpulan: Polresta Berharap Bahwa Kericuhan Ciceri Ini Tidak Akan Terulang
Kericuhan di Perempatan Ciceri pada 30 Agustus 2025 menjadi pengingat bahwa penyampaian aspirasi harus dilakukan secara tertib agar tidak merugikan masyarakat luas. Polresta Serang Kota, di bawah pimpinan Kombes Yudha Satria, berupaya mencegah insiden serupa melalui dialog lintas agama dan penegakan hukum terhadap pelaku perusakan. Meski masyarakat memiliki pandangan beragam, dari yang menolak tindakan anarkis hingga yang mendukung semangat protes, semua sepakat bahwa keamanan dan dialog adalah kunci untuk mencegah konflik berulang. Langkah Polresta ini menunjukkan komitmen untuk menjaga stabilitas di Kota Serang, tetapi keberhasilannya akan bergantung pada kerja sama dengan masyarakat dan penanganan akar masalah yang memicu demonstrasi. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan Ciceri tidak lagi menjadi simbol kericuhan, melainkan titik awal untuk komunikasi yang lebih baik antara rakyat dan aparat.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *