Israel Mengizinkan Negara Asing Kirim Bantuan ke Gaza

israel-mengizinkan-negara-asing-kirim-bantuan-ke-gaza

Israel Mengizinkan Negara Asing Kirim Bantuan ke Gaza. Pada Jumat tanggal 25 Juli 2025, Israel mengeluarkan suara atas keputusan untuk mengizinkan negara-negara asing menyalurkan bantuan kemanusiaan ke daerah Gaza menggunakan via udara seperti airdrop, agar krisis kelaparan di daerah tersebut tidak bertambah. Langkah ini diambil setelah Israel mencabut blokade bantuan selama 11 minggu pada Mei 2025, meski pembatasan ketat masih diterapkan untuk mencegah penyalahgunaan oleh kelompok militan. Bantuan ini diharapkan dapat meredakan penderitaan 2,1 juta warga Gaza yang menghadapi kelaparan akut, dengan laporan kematian lebih dari 100 orang akibat kekurangan gizi sejak Maret 2025. Negara seperti Yordania, Uni Emirat Arab, dan Inggris langsung merespons dengan rencana pengiriman bantuan. Namun, keputusan ini tetap menuai kritik karena dianggap belum cukup mengatasi krisis. BERITA LAINNYA

Kenapa Israel Mengizinkan Hal Tersebut: Israel Mengizinkan Negara Asing Kirim Bantuan ke Gaza

Keputusan Israel mengizinkan bantuan asing ke Gaza didorong oleh tekanan kuat dari sekutu Barat, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman, yang mengecam kondisi kemanusiaan di Gaza. Pemimpin seperti Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut situasi kelaparan “tak bisa diterima,” menuntut Israel membuka akses bantuan. Selain itu, Israel menghadapi sorotan hukum internasional, termasuk putusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada Januari 2024 yang memerintahkan fasilitasi bantuan untuk mencegah genosida. Israel juga ingin meredakan tuduhan bahwa mereka sengaja menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Meski demikian, Israel tetap menerapkan pemeriksaan ketat di perbatasan seperti Rafah dan Kerem Shalom untuk memastikan bantuan tidak jatuh ke tangan Hamas, yang dituding sering menyita pasokan untuk kepentingan militer.

Apakah Perang Ini Akan Terus Berlanjut?

Konflik antara Israel dan Hamas di Gaza, yang meletus sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, menunjukkan tanda-tanda sulit mereda. Meski Israel mengizinkan bantuan, operasi militer di Gaza terus berlanjut, dengan serangan darat dan udara yang menewaskan lebih dari 3.000 orang sejak Maret 2025. Hamas masih menyandera sekitar 20 warga Israel, sementara Israel bersikeras tidak akan menghentikan operasi hingga Hamas menyerah dan sandera dibebaskan. Tekanan internasional untuk gencatan senjata meningkat, dengan 24 negara, termasuk Inggris dan Kanada, mendesak Israel menghentikan serangan dan membuka jalur darat untuk bantuan skala besar. Namun, pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ingin “menguasai seluruh Gaza” menunjukkan bahwa konflik ini berpotensi berlarut, kecuali ada terobosan diplomatik.

Dampak Dari Perang Ini Untuk Indonesia?

Meski jauh dari pusat konflik, Indonesia merasakan dampak perang Gaza secara tidak langsung. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, sentimen solidaritas terhadap Palestina sangat kuat, memicu unjuk rasa besar di Jakarta dan kota lain pada 2024 dan 2025. Konflik ini juga memengaruhi hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel, yang tetap tidak memiliki hubungan resmi. Selain itu, krisis kemanusiaan di Gaza mendorong Indonesia menggalang bantuan melalui organisasi seperti Baznas, dengan donasi mencapai miliaran rupiah. Secara ekonomi, ketegangan di Timur Tengah meningkatkan harga minyak dunia, yang berdampak pada inflasi bahan bakar dan pangan di Indonesia. Isu ini juga memengaruhi dinamika politik dalam negeri, dengan partai-partai memanfaatkan solidaritas Palestina untuk menarik simpati pemilih.

Kesimpulan: Israel Mengizinkan Negara Asing Kirim Bantuan ke Gaza

Keputusan Israel mengizinkan bantuan asing ke Gaza adalah langkah kecil di tengah krisis kemanusiaan yang parah, namun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan 2,1 juta warga Gaza. Tekanan internasional dan kewajiban hukum mendorong langkah ini, meski operasi militer yang berlanjut memperumit situasi. Bagi Indonesia, konflik ini memicu solidaritas kuat, dampak ekonomi, dan dinamika politik. Gencatan senjata dan pembukaan jalur darat menjadi kunci untuk menyelesaikan krisis, agar bantuan benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan.

 BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *